
default
Yogyakarta, 3 Oktober 2025 – Widya Erti Indonesia (WEI), lembaga yang berfokus pada pendampingan masyarakat marjinal dan pedesaan, sukses menyelenggarakan agenda tahunan strategis Annual Learning WEI di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, dari 30 September hingga 2 Oktober 2025, ini diikuti oleh seluruh staf WEI yang bertugas di berbagai wilayah pendampingan, termasuk Riau, Kalimantan Barat, dan Bogor.
Sebagai sebuah lembaga pendampingan masyarakat, WEI menekankan bahwa kualitas program pemberdayaan berakar dari kompetensi dan soliditas tim internalnya. Annual Learning ini digelar sebagai upaya nyata WEI untuk menyatukan pemikiran, mengevaluasi kinerja lembaga, serta memperkuat hubungan dan kolaborasi antar anggota tim sebelum kembali terjun ke tengah masyarakat.
Kestabilan Internal Menjadi Prioritas Utama
Manajemen WEI meyakini bahwa kestabilan internal adalah kunci efektivitas dan keberlanjutan program pemberdayaan. Untuk itu, kegiatan ini dirancang secara terstruktur melalui tiga pilar kegiatan utama:
1. Team Meeting: Sinkronisasi Visi dan Evaluasi
Hari pertama difokuskan pada sesi Team Meeting yang intensif. Staf dari berbagai daerah berkesempatan untuk bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai tantangan dan peluang di lapangan. Agenda utama sesi ini adalah merumuskan usulan perubahan dan evaluasi lembaga ke depan, yang disarikan dari pengalaman staf. Kegiatan ditutup dengan sesi motivasi yang disampaikan oleh pengawas WEI, Nanang Budianto, guna menyelaraskan visi dan memperkuat komitmen.
2. Team Building: Membangun Kekompakan Lintas Wilayah
Mengingat jangkauan kerja WEI yang luas dan staf yang tersebar di wilayah berbeda dengan jarak yang jauh, Team Building di hari kedua menjadi krusial. Melalui serangkaian aktivitas kolaboratif dan permainan, seluruh staf diajak untuk melatih kekompakan dan pengenalan. Pilar ini bertujuan memastikan staf dapat membangun solidaritas bersama meskipun berbeda wilayah kerja, sehingga koordinasi program di lapangan dapat berjalan secara optimal dan terintegrasi.
3. Team Learning: Pengayaan Wawasan Budaya melalui Yogyakarta
Agenda ditutup dengan Team Learning, di mana staf dibekali dengan wawasan non-teknis. Mereka mempelajari sejarah, budaya, dan kearifan lokal khas Yogyakarta. Pembelajaran budaya ini diharapkan dapat memperkaya perspektif staf, menjadi bekal ilmu saat mereka kembali melanjutkan tugas pendampingan di wilayah masing-masing.
Melalui penyelenggaraan Annual Learning ini, WEI menegaskan komitmen berkelanjutannya dalam menginvestasikan sumber daya pada penguatan tim internal. Langkah ini merupakan fondasi vital demi mewujudkan program pendampingan yang lebih efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat marjinal dan pedesaan di seluruh Indonesia.