Peningkatan Mata Pencaharian dan Ketahanan Iklim Melalui Praktek Pertanian yang Baik dan Benar

Pada tahun 2023, Widya Erti Indonesia (WEI) melaksanakan proyek pemutakhiran data dasar ekonomi, sosial, dan budaya (ekososbud) di 14 desa area kerja PT Rimba Raya Conservation di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Proyek ini bertujuan mengkaji pengembangan ekonomi lokal, khususnya di sektor perikanan air tawar dan pertanian, serta membandingkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dari baseline riset yang sudah pernah dilakukan pada 2015. PT Rimba Raya menghadapi tiga tantangan utama: kebutuhan masyarakat untuk hidup beriringan dengan konservasi, potensi konflik dengan penduduk setempat, dan pengelolaan sumber daya manusia yang andal dalam kegiatan konservasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan PESTLE (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Legal, Lingkungan) untuk menganalisis perkembangan ekonomi dan sosial di masyarakat sekitar. Data dikumpulkan melalui metode kualitatif dan kuantitatif, termasuk wawancara, observasi lapangan, dan analisis data sekunder. Proses penelitian berlangsung dari November 2022 hingga Maret 2023, mencakup 14 desa di Kecamatan Danau Sembuluh dan Kecamatan Seruyan Hilir, yakni Ulak Batu, Palingkau, Cempaka Baru, Telaga Pulang, Baung, Jahitan, Muara Dua, Tanjung Rangas, Pematang Limau, Persil Raya, Kuala Pembuang 1, Kuala Pembuang 2, Sungai Undang, dan Sungai Perlu.

Analisis PESTLE menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar wilayah konservasi mayoritas bekerja di sektor perikanan dan pertanian, dengan tantangan ekonomi yang dipengaruhi oleh akses terbatas terhadap pasar, teknologi, dan sumber daya finansial. Secara sosial, terdapat potensi konflik antara kepentingan konservasi dan kebutuhan ekonomi masyarakat lokal. Dari sisi lingkungan, pentingnya konservasi dan restorasi ekosistem belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat sekitar. Pengelolaan sumber daya manusia dalam kegiatan konservasi juga masih memerlukan peningkatan kapasitas teknis.

Rekomendasi yang Diberikan