Indragiri Hilir, 16 Desember 2024 – Widya Erti Indonesia sukses menggelar Hari Temu Tani dengan tema “Sekolah Lapangan Meningkatkan Produktivitas dan Kemandirian Usaha Petani Sawit Swadaya Melalui Pembentukan Entitas”, bertempat di Gedung PSHT, Desa Petalongan, Kec. Keritang. Kegiatan ini bertujuan memberikan kesempatan bagi peserta Sekolah Lapangan Kelapa Sawit (SLKS) untuk mempresentasikan hasil belajar mereka dan mempromosikan program praktik pertanian terbaik (Good Agricultural Practices/GAP), serta menggalang dukungan untuk rencana tindak lanjut menuju pengelolaan sawit berkelanjutan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BP3 Kecamatan Kempas dan Kemuning; Muspika setempat; perwakilan asosiasi petani PKTSTKM dan ASAGRI; serta petani dan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) dampingan Widya Erti Indonesia. Acara ini juga menjadi momentum penting untuk mendukung petani menuju sertifikasi ISPO dan RSPO melalui penerapan prinsip-prinsip berkelanjutan.
Melalui wawancara singkat, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir, Dian Reza, menyampaikan apresiasinya atas pendampingan petani melalui program SLKS. “Kegiatan kolaborasi ini sangatlah penting bagi kelompok tani dalam meningkatkan kapasitas serta potensi yang mereka miliki di bidang pertanian.”
Program Manager Widya Erti Indonesia, Billy Hasbi juga menambahkan, “Melalui pendampingan petani sawit swadaya yang terintegrasi, program ini juga mendukung percepatan penerbitan 2,5 juta STDB sebagai syarat utama pengelolaan komoditas berkelanjutan dan akses bantuan pemerintah. Secara simultan program ini mendukung pencapaian target pemerintah untuk sawit berkelanjutan dari berbagai aspek—teknis, administrasi, produktivitas, hingga kelestarian lingkungan.”
Sebanyak 472 petani dari 7 desa di 3 kecamatan (Keritang, Kemuning, dan Kempas) telah berpartisipasi aktif dalam program SKLS. Selama program, para petani dibagi dalam 18 kelompok/kelas, guna memastikan efektivitas transfer pengetahuan. Praktek pembelajaran memadukan antara informasi teknis, praktik pengelolaan kebun secara intensif, dan percontohan melalui demo plot, tercatat persentase kelulusan petani mencapai 100%. Hal ini menjadi bukti efektivitas pelatihan dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitas petani sawit swadaya.
Perwakilan dari alumni SLKS, Saiful Adib, dari kelompok Joyo Mulyo, turut berbagi pengalaman selama mengikuti pembinaan dalam program Sekolah Lapangan. Menurutnya, praktik yang dipelajari dari SLKS, seperti pembuatan pupuk organik serta perbanyakan trichoderma sangatlah penting dalam menjalankan pertanian terbaik dan berkelanjutan.
Dampak Nyata Bagi Ribuan Petani
Widya Erti Indonesia telah mendampingi lebih dari 4.500 petani kelapa sawit swadaya di tiga wilayah utama, yakni Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, dan Rokan Hilir. Melalui pendekatan sekolah lapangan, WEI mendorong pembukaan akses bagi petani ke informasi, praktik keberlanjutan, dan rantai pasok yang lebih luas.
Hari Temu Tani menjadi rangkaian penting dalam Program Kelompok Petani Sawit Swadaya yang Berkelanjutan, hasil kolaborasi antara Widya Erti Indonesia, Unilever, dan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. Melalui kegiatan ini, para peserta dan pemangku kepentingan diharapkan dapat bersama-sama mendukung implementasi praktik pertanian berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.